Terlahir sebagai keturunan darah biru (bangsawan), Membuat roro cukup kesulitan dalam menentukan pilihan. Terutama dalam persoalan mencari calon pendamping hidup.
Roro merupakan putri kedua raja bangun. Raja yang namanya cukup tersohor seantero negeri nirwana. Pernikahan raja bangun dan permaisuri bintara mendapatkan dua orang putri dan satu orang putra. Kedua orang putrinya bernama baiq roro ningrat dan baiq selemor angen. Sementara putranya bernama lalu sakti mandraguna.
***
Menjadi seorang putri bangsawan, tak lantas membuat roro ningrat merasa tinggi hati. Justru dengan status ningratnya itu menjadikannya lebih rendah hati, serta arif dan bijaksana. Ketika ada yang membutuhkan pertolongan. Roro selalu menjadi yang terdepan dalam membantu, entah itu rakyat jelata maupun yang tergolong kaya sekalipun. Semua orang di matanya sama. Ketika membutuhkan pertolongan, sudah menjadi kewajiban bagi sesama manusia untuk membantu. Tidak perduli mau berstatus ningrat atau rakyat biasa. Begitulah roro dalam kesehariannya, tidak hanya anggun tapi juga bersahaja.
Namun sayang, perjalanan cinta roro sang putri raja tidak semulus karir sosialnya ditengah rakyat. Meski dikalangan rakyat dielu elukan. Tapi, tidak dalam hal percintaan. Roro harus menerima resiko menjadi putri yang terbuang karena adat dan tradisi kerajaan yang mengharuskan seorang perempuan bangsawan menerima resiko menelan pil pahit. Melepas status ningrat, dan hidup layaknya rakyat biasa. Sebagaimana hukum kerajaan yang berlaku.
Roro dibuang dari kerajaan yang selama ini membesarkan namanya. Tempat dimana ia dilahirkan dan dibesarkan. Tempatnya menghabiskan masa kanak - kanak. Dan menerima segala kemewahan. Kini, ia hanya bisa pasrah menerima segala resiko. Menjadi perempuan biasa, yang setiap harinya disibukkan dengan rutinitas tak biasa bagi seorang putri raja.
***
Sambil menerawang ke masa lalu..
" takdir lah yang mempertemukan kita ". Menatap dengan lekat mata bangsa, yang tak lain adalah suaminya. Roro kembali meneruskan perkataannya, dengan berurai air mata, mengenang masa lalu. " kenapa aku lebih memilih hidup bersamamu dan meninggalkan segalanya, adalah karena satu kata mas, tak lain karena aku begitu mencintaimu ". Aku sudah muak dengan segala tradisi kerajaan, yang tidak pernah memberiku cukup ruang untuk berbuat. Berbuat apa yang menjadi keinginanku sendiri. Tapi, sampai saat ini, rasa bersalah itu masih melekat. Aku belum sempat meminta maaf pada ayahanda dan ibunda, hingga ajal menjemput mereka berdua. Aku merasa seperti anak durhaka mas. Hik hikz hikz.. Sambil terus menangis.
***
Sofa dan sofia tumbuh menjadi gadis kecil yang rupawan. Mereka berdua merupakan saudara kembar identik. Wajah oval dengan pipi kemerahan, bola mata sedikit kecoklatan, dan warna kulit putih yang khas. Meski bukan lagi dari keturunan ningrat. Wajah Sofa dan sofia tetap mencerminkan wajah keturunan ningrat kebanyakan. Mereka cantik, cerdas dan bersahaja. Saat ini usia sofa dan sofia sudah menginjak 12 tahun. Namun, garis keturunan bangsawan di wajah mereka berdua masih tercermin. Meski saat ini, Sofa dan sofia terlahir sebagai putri rakyat biasa.
***
Seantero kerajaan kulintang telah mengetahui kabar pernikahan roro dan bangsa. Roro yang seorang putri kerajaan menikah dengan putra dari rakyat biasa. Desas desus tentang kabar pernikahan tersebut pun menyeruak ke permukaan. Raja bangun yang kala itu tengah mempersiapkan diri untuk menggelar upacara adat pandik keris. Sontak memanas.. Namun dengan bijak memasrahkan segala kondisi dan situasi. Raja bangun memang terkenal arif dan bijaksana. Alhasil, Seluruh rakyat sayang padanya.
Roro dan bangsa memang sudah lama saling mencintai. Pertemuan pertama mereka terjadi. Karena kala itu, bangsa yang seorang anak kuli bangunan membantu ayahnya membuat sebuah bangunan kecil sebagai tempat diadakannya musyawarah antar tokoh adat, agama dan masyarakat dilingkungan kerajaan. Bangunan berbentuk segi empat dengan beberapa ornamen khas kerajaan kulintang. Saat itu, roro tengah mempersiapkan diri untuk mengikuti kelas bahasa bersama salah satu gurunya.
Tanpa sengaja, tergerak dan nekat keluar untuk mencari angin segar tanpa ditemani para dayang. Bangsa yang saat itu tengah beristirahat karena letih dan peluh yang bercucuran. Duduk menikmati segelas air putih. Bangunan kerajaan kulintang tidak serumit bangunan kerajaan lainnya, hanya saja, setiap detail bangunan kerajaan memiliki ciri khas, dengan sentuhan ornamen tradisional serta seni pahatan yang memukau mata. Beberapa lukisan menghiasi setiap dinding tembok kerajaan. Lukisan hasil karya para pemuda luar istana. Yang tidak hanya pekerja keras namun cerdas dan memiliki jiwa seni yang tinggi.
Di sekitar bangunan baru yang nantinya akan digunakan sebagai tempat musyawarah, terdapat bangunan lain berukuran kecil. Dengan sentuhan warna sedikit feminim. Namun tetap terkesan mewah. Bangunan tersebut kerap kali digunakan sebagai tempat belajar mengajar para putri kerajaan.
Keluar dari bangunan dengan nuansa feminim tersebut seorang gadis cantik dengan raut wajah khas putri ningrat. Dialah putri pertama kerajaan kulintang yang namanya cukup tersohor. Roro ningrat..
Roro yang kesehariaannya selalu disibukkan dengan belajar, mengikuti kelas bahasa dan istilah bangsawan. Dalam lingkup kerajaan pelajaran itu menjadi sangat penting untuk menambah wawasan serta khazanah bahasa ketika akan berbicara dengan kaum ningrat lainnya.
Roro merasa bosan kala itu, sehingga memilih mencari angin segar, tanpa ditemani para dayang. Tak sengaja roro melewati sebuah bangunan yang masih berantakan, karena saat ini tengah dalam proses pembangunan. Roro dengan berhati - hati sekali berjalan menyusuri setiap jalan setapak. Untuk menuju taman bunga yang ada di belakang bangunan yang tengah dibangun itu. Ditengah perjalanan, roro tanpa sengaja menginjak sebuah ikat kepala yang tergeletak di tanah. "Entah siapa yang menjatuhkan barang ini disini " sambil memungut ikat kepala itu. Roro mencari seseorang yang bisa ditanyai tentang ikat kepala itu. Ikat kepala dari sutra dengan beberapa sentuhan aksesoris khas kerajaan. " kira - kira siapa yang punya ikat kepala ini, kalau dilihat dari bentuknya, sepertinya bukan berasal dari kerajaan ini ". Tutur roro ningrat.
Sambil terus berjalan.
Bangsa yang tengah asyik menikmati waktu istirahatnya. Cukup terkejut dan tidak menyangka bisa melihat secara langsung putri roro lewat di hadapannya. Dengan mengerahkan seluruh keberaniannya, bangsa nekat bertanya, karena melihat roro tengah berjalan sendiri tanpa pendamping " ampure tuan putri, hendak kemanakah tuan putri tanpa ditemani para dayang..? Apakah tidak akan berbahaya jika tuan putri berjalan sendirian. Meskipun ditengah wilayah kerajaan. Bukan tidak mungkin terdapat bahaya mengintai diluar sana ". Sambil tersenyum, roro berhenti dan menjawab setiap pertanyaan yang dilontarkan bangsa padanya. " aku hanya ingin berjalan sebentar saja, ingin merasakan bagaimana berjalan sendirian tanpa ditemani para dayang". Oh iya. Apakah anda mengenal ikat kepala ini ? Sambil mengacungkan ikat kepala yang ditemukannya di tengah jalan tadi. "sepertinya itu milik saya tuan putri, tadi tanpa sengaja terjatuh saat berjalan kesini ". Sambil menyodorkan ikat kepala itu, roro dan bangsa pun saling mencuri pandang. Disitulah benih cinta mulai muncul diantara mereka. Bangsa merupakan laki - laki yang tampan meski berasal dari kalangan rakyat biasa. Dia juga cerdas dan memiliki jiwa seni yang tinggi.
Dari pertemuan pertama itu, ditempat yang sama, roro dan bangsa pun kerap kali bertemu secara rahasia. Pertemuan itu menimbulkan kecurigaan putri selemor angen. Yang kerap melihat kakaknya secara sembunyi sembunyi sering mengunjungi taman bunga belakang kerajaan. Tanpa disadari selemor angen pun mengetahui jika selama ini kakaknya tengah jatuh cinta dengan seorang pemuda tampan bukan keturunan ningrat. Yang kerap mengajaknya bertemu di taman bunga. Sejak saat itu, selemor angen dengan bimbang terus menyembunyikan hubungan antara roro dan bangsa. Namun, sepandai pandai menyembunyikan rahasia pasti lambat laun akan terkuak juga. Raja bangun mengetahui perihal hubungan roro dan bangsa. Raja begitu murka. Namun berusaha untuk tetap tenang. Dan menghadapi semua permasalahan itu. Roro yang dibutakan cinta, sudah tidak perduli lagi dengan adat dan tradisi kerajaan. Yang mengharuskan gadis bangsawan menikah dengan sesama keturunan ningrat. Roro pun berencana untuk pergi meninggalkan kerajaan untuk hidup bersama bangsa. Cinta pertamanya kala itu.
Bangsa yang juga mencintai roro harus siap dengan segala resiko mendapat perlakuan tidak adil dari kerajaan. Roro yang kabur dan bersedia melepas status ningratnya demi hidup bersama lelaki pujaannya. Harus menerima resiko dibuang menjadi putri kerajaan. Raja bangun yang terkejut mendengar roro meninggalkan kerajaan. Jatuh sakit. Raja merasa kepercayaannya telah dikhianati, selama ini oleh putri pertamanya itu. Padahal rencananya putrinya itu akan dijodohkan dengan pemuda ningrat bernama saleh sungkar.
Karena terus menderita sakit baik fisik maupun psikologis. Raja bangun pun menghembuskan nafas terakhirnya. Tanpa pernah bertemu dengan putri pertamanya itu. Karena dalam sistem dan aturan kerajaan seorang putri bangsawan yang menikah dengan rakyat biasa harus dibuang dan melepas status ningratnya. Bahkan putri tersebut tidak boleh lagi menginjakkan kakinya di kerajaan. Untuk kepentingan apapun. Bahkan untuk melihat mayat orang tuanya sekalipun.
Begitulah sistem dan aturan kerajaan yang berlaku. Lebih mengedepankan kepentingan laki - laki dibanding perempuan. Perempuan hanya dianggap sebagai pelengkap kehidupan. mendapat perlakuan tidak adil karena tidak bisa mengutarakan keinginannya secara bebas. Terkekang oleh aturan yang justru mendiskriminasikan kaum perempuan.
Mendengar kabar ayahandanya meninggal, roro menangis histeris. Selain tidak bisa bertatap muka secara langsung, kepergian ayahandanya itu merupakan pukulan berat baginya. Terlebih ia belum sempat meminta maaf.
Selang dua bulan sepeninggal raja bangun. Permaisuri bintara pun menyusul suaminya itu. Permaisuri bintara meninggal karena menderita penyakit yang sulit untuk disembuhkan. Sementara, putri selemor angen dan lalu sakti mandraguna meneruskan titah raja menjadi pewaris tahta sepeninggal raja bangun.
***
" jika waktu bisa terulang kembali, aku ingin sekali pulang dan meminta maaf pada ayahanda. Karena aku lah ayahanda sakit- sakitan dan meninggal". Masih berlinang air mata roro menyesali perbuatannya selama ini.
" jangan disesali semua sudah terjadi dinda. Doakan saja ayahanda dan ibunda agar diberikan tempat yang terbaik di alam sana ". tutur bangsa.
" jodoh itu adalah rahasia Tuhan, jika bisa memilih, aku pun tidak akan memilihmu menjadi jodohku karena aku bukanlah apa - apa, hanya membuatmu menderita saja dinda. Tapi, rahasia dan rencana Tuhan lebih hebat dibanding manusia. Terlebih, kita pun saling mencintai " lanjut bangun meneruskan perkataannya.
" iya mas, keegoisanku telah meruntuhkan segalanya. Ayah meninggal, ibunda juga, kerajaan menjadi terbengkalai. Semua karena aku mas ". Hikz hikz..
" buat apa dinda menyesali hal itu, Tuhan ada dalam rencana ini. Jalan hidup kita telah diatur. Baik buruk apapun itu, semua telah digariskan. Apakah dinda sekarang merasa menyesal telah memilihku dan hidup bersamaku ? ". bangsa bertanya pada roro.
" bukan begitu mas, justru aku merasa lebih bahagia ketika bersamamu, menjalani suka duka kehidupan rumah tangga selama tiga belas tahun terakhir ".
Menjalani kehidupan sebagai rakyat biasa, tanpa status ningrat, lebih membahagiakan bagiku ". sambil sedikit tersenyum roro melanjutkan perkataannya. " cinta selalu datang di saat tak terduga, seperti perjalanan cinta kita mas, penuh rintangan dan cobaan. seandainya aku tidak bersikukuh meninggalkan istana dan memilih hidup bersama pilihan ayahanda, mungkin hidupku tidak akan sebahagia hari ini. Bersamamu, dan bersama anak - anak kita ".
Sepeninggal raja bangun, Roro dan bangsa terus menjalani hari - hari sebagai keluarga kecil dengan dua orang anak kembar buah cinta mereka yang cerdas, cantik dan menggemaskan. Sofa dan sofia. Harus mereka kini telah beranjak remaja. Mereka berdua adalah bukti bahwa cinta mampu mengalahkan segalanya.. Termasuk logika manusia bahkan Meruntuhkan segala dinasti kerajaan.
***
Komentar
Posting Komentar