Banyak sekali orang yang belum memahami bagaimana cara bersikap yang baik terhadap orang lain atau sesama manusia.. banyak yang ngaku berilmu tinggi, tau segalanya. Tapi nol putul dalam menerapkannya di kehidupan nyata. Contoh nih.. orang yang selama hidupnya memiliki segudang prestasi, hampir di setiap jenjang pendidikannya ngga pernah tuh yang namanya dapet nilai jelek. Ini sekedar contoh loh. Bukan mau ngejudge siapa - siapa. Tapi kebanyakan yang terpampang nyata didepan mata realitasnya seperti itu. Ngakunya cerdas tapi ilmu ngga dimanfaatin buat belajar cara berinteraksi yang baik sama orang lain. Cenderung sombong dan arogan dengan apa yang telah dicapai. Sekali lagi, bukan maksud menghakimi orang lo ini. Cuma ingin berbagi saja. Jadi bahan introspeksi diri lah.
Maksud saya dalam tulisan ini menyebut " bagaimana cara berinteraksi dengan orang lain " adalah lebih kepada akhlak dan adab seseorang kepada orang lain.. karena akhlak dan ilmu itu kan harusnya berjalan beriringan.
Dulu, Saya pernah berkunjung ke salah satu pondok pesantren di daerah kediri jawa timur. Di tempat ini saya menemukan apa yang tidak saya temukan di pondok pesantren lainnya. Mungkin ada. Tapi karena yang saya kunjungi adalah pondok pesantren itu. Jadi otak saya mikir mungkin itu satu satunya. Atau kita ganti lah kata kata nya. Itu salah satu pondok pesantren salafi. Yang memang masih menerapkan bahkan sangat meninggikan yang namanya tata cara atau adab sopan santun kepada sesama. Yang menambah kekaguman saya ketika berada di tempat ini adalah bagaimana akhlak seorang murid kepada gurunya. Subhanallah. Bener bener yang namanya hormat. Ketika gurunya atau istilah di sana pak yai nya lewat atau sekedar berdiri doank. Murid muridnya langsung bungkukin badan ngasi penghormatan. Malah ada juga jarak antara murid dan gurunya itu masih sekitaran 5 meter juga berlaku yang sama. Bungkuk badan sambil hormat. Sebelum gurunya benar2 jauh dri pandangan posisinya bakalan tetep seperti itu. Membungkuk dan ngasi salam penghormatan.
Selain itu juga. Kalau salaman itu. Bukan sekedar salaman doank tapi bener2 menjaga dan mengatur bagaimana posisi bersalaman yang baik dan sopan. Apalagi tata cara makan mereka. Ngga ada tuh yang megang makanan dan minuman pake tangan kiri. Saking mereka bener bener menghormati yang namanya rezeki dari Allah SWT. Dimanapun ketemu orang selalu ramah dan membungkukkan badan dengan hormat. Sepertinya tata cara seperti itu masih belum benar benar diterapkan disini.
Terlebih sekarang zaman milenial. Eh anak anak sekarang mana ada yang hormat sama gurunya. Malah jadiin gurunya bahan olok olokan. Padahal dulu waktu sya masih sekolah. Lihat guru dari jarak jauh aja udah takutnya minta ampun. Apalagi mau sampai hati ngolok mereka. Makanya kebanyakan mungkin ilmunya jadi ngga berkah. Padahal yang namanya guru itu kan orang tua kedua kita disekolah setelah orang tua kandung kita. Hormatilah juga mereka. Tapi yang saya tau kenyataan saat ini. Sama orang tua sendiri aja kelakukannya ngga baik. Gimana sama orang lain.
Eh ini tulisan edisi ceramah apa gimana ya. Haha
Saya juga dulu pernah sanksi sama orang yang katanya ustas tapi kelakuan ngga mencerminkan diri seorang ustas. Omongannya udh kayak ngga disekolahin. Apa karena udah merasa banyak ilmu terus merasa tau segalanya. Bukan menjudge jga ini. Tapi bicara fakta. Saya jadi kurang respect dengan orang orang begitu. Karena punya pengalaman pribadi juga sih. Di akal akalin dengan tameng paham ttg ilmu agama.
Jangan sampai ketika kita merasa paham sedikit atau banyak tentang ilmu agama atau ilmu apapun itu, Lantas bikin kita sombong dan takabbur. Merasa orang lain rendah dan seolah olah ngga tau apa apa. Saya pun bukan ahli ibadah atau ahli agama atau berakhlak baik. Tapi setidaknya ketika ilmu beriringan dengan akhlak itu justru akan jadi paket lengkap.
Jadi menurut saya. Banyak masyarakat yang memang harus belajar banyak tentang ilmu adab dan sopan santun atau lebih tepatnya etika. Bagaimana cara bersikap sama orang tua, cara Memperlakukan mereka bagaimana, bagaimana ketika bertemu dan papasan sama orang dijalan, bahkan cara bersalaman pun kita Harus tahu.. hal hal kecil seperti ini memang yang belum sepenuhnya di pelajari.
Semoga kita terus jadi pribadi yang mau berbenah. Mengakui kesalahan. Dan mau terus menjadi lebih baik dan lebih baik lagi. Aamiin..
#tulisan ini jadi bahan introspeksi bagi saya pribadi. Sya pun manusia yang masih banyak kurangnya. Sya masih suka nyinggung perasaan orang lain. Suka membicarakan keburukan orang lain. Dan sebagainya.
Maksud saya dalam tulisan ini menyebut " bagaimana cara berinteraksi dengan orang lain " adalah lebih kepada akhlak dan adab seseorang kepada orang lain.. karena akhlak dan ilmu itu kan harusnya berjalan beriringan.
Dulu, Saya pernah berkunjung ke salah satu pondok pesantren di daerah kediri jawa timur. Di tempat ini saya menemukan apa yang tidak saya temukan di pondok pesantren lainnya. Mungkin ada. Tapi karena yang saya kunjungi adalah pondok pesantren itu. Jadi otak saya mikir mungkin itu satu satunya. Atau kita ganti lah kata kata nya. Itu salah satu pondok pesantren salafi. Yang memang masih menerapkan bahkan sangat meninggikan yang namanya tata cara atau adab sopan santun kepada sesama. Yang menambah kekaguman saya ketika berada di tempat ini adalah bagaimana akhlak seorang murid kepada gurunya. Subhanallah. Bener bener yang namanya hormat. Ketika gurunya atau istilah di sana pak yai nya lewat atau sekedar berdiri doank. Murid muridnya langsung bungkukin badan ngasi penghormatan. Malah ada juga jarak antara murid dan gurunya itu masih sekitaran 5 meter juga berlaku yang sama. Bungkuk badan sambil hormat. Sebelum gurunya benar2 jauh dri pandangan posisinya bakalan tetep seperti itu. Membungkuk dan ngasi salam penghormatan.
Selain itu juga. Kalau salaman itu. Bukan sekedar salaman doank tapi bener2 menjaga dan mengatur bagaimana posisi bersalaman yang baik dan sopan. Apalagi tata cara makan mereka. Ngga ada tuh yang megang makanan dan minuman pake tangan kiri. Saking mereka bener bener menghormati yang namanya rezeki dari Allah SWT. Dimanapun ketemu orang selalu ramah dan membungkukkan badan dengan hormat. Sepertinya tata cara seperti itu masih belum benar benar diterapkan disini.
Terlebih sekarang zaman milenial. Eh anak anak sekarang mana ada yang hormat sama gurunya. Malah jadiin gurunya bahan olok olokan. Padahal dulu waktu sya masih sekolah. Lihat guru dari jarak jauh aja udah takutnya minta ampun. Apalagi mau sampai hati ngolok mereka. Makanya kebanyakan mungkin ilmunya jadi ngga berkah. Padahal yang namanya guru itu kan orang tua kedua kita disekolah setelah orang tua kandung kita. Hormatilah juga mereka. Tapi yang saya tau kenyataan saat ini. Sama orang tua sendiri aja kelakukannya ngga baik. Gimana sama orang lain.
Eh ini tulisan edisi ceramah apa gimana ya. Haha
Saya juga dulu pernah sanksi sama orang yang katanya ustas tapi kelakuan ngga mencerminkan diri seorang ustas. Omongannya udh kayak ngga disekolahin. Apa karena udah merasa banyak ilmu terus merasa tau segalanya. Bukan menjudge jga ini. Tapi bicara fakta. Saya jadi kurang respect dengan orang orang begitu. Karena punya pengalaman pribadi juga sih. Di akal akalin dengan tameng paham ttg ilmu agama.
Jangan sampai ketika kita merasa paham sedikit atau banyak tentang ilmu agama atau ilmu apapun itu, Lantas bikin kita sombong dan takabbur. Merasa orang lain rendah dan seolah olah ngga tau apa apa. Saya pun bukan ahli ibadah atau ahli agama atau berakhlak baik. Tapi setidaknya ketika ilmu beriringan dengan akhlak itu justru akan jadi paket lengkap.
Jadi menurut saya. Banyak masyarakat yang memang harus belajar banyak tentang ilmu adab dan sopan santun atau lebih tepatnya etika. Bagaimana cara bersikap sama orang tua, cara Memperlakukan mereka bagaimana, bagaimana ketika bertemu dan papasan sama orang dijalan, bahkan cara bersalaman pun kita Harus tahu.. hal hal kecil seperti ini memang yang belum sepenuhnya di pelajari.
Semoga kita terus jadi pribadi yang mau berbenah. Mengakui kesalahan. Dan mau terus menjadi lebih baik dan lebih baik lagi. Aamiin..
#tulisan ini jadi bahan introspeksi bagi saya pribadi. Sya pun manusia yang masih banyak kurangnya. Sya masih suka nyinggung perasaan orang lain. Suka membicarakan keburukan orang lain. Dan sebagainya.
Komentar
Posting Komentar