Ini tulisan pertama saya yang bercerita tentang seorang wanita tuna susila. Mungkin masih belum mendalam. Karena masih belajar merangkai kata yang tepat. Biar ngga terkesan menyudutkan. Karena sejatinya kepahitan hidup yang dialaminya. Pada kenyataan bukan keinginannya sendiri. Mereka adalah korban yang butuh perhatian.
Saat ditemui tim media Diskominfotik NTB pada Rabu (23/05). N telah selesai diberikan bimbingan keagamaan. Ia merupakan penghuni binaan yang mendapatkan bimbingan khusus. Sudah dua minggu lebih N menjalani rehabilitasi di BSKW.
Dalam balutan gamis yang dipadu kerudung warna merah. N yang masih tampak malu - malu, menerangkan perihal mengapa dirinya bisa menginjakkan kaki di BSKW NTB. N berasal dari kabupaten Sumbawa. Ia merupakan anak tunggal. Kehidupan N mulai berubah, sejak orangtua N memutuskan untuk bercerai. Ayah N kemudian menikah lagi. Sedangkan ibu nya memilih untuk mengadu nasib ke luar negeri.
Nasib pilu terus menyertai perjalanan hidup N. Gadis yang saat ini sudah menginjak usia 23 tahun tersebut. Sejak ditinggal kedua orangtua nya memilih jalan masing - masing. N kemudian diasuh sang kakek. "Saya masih bisa mengenyam pendidikan sekolah hingga tamat SMP. Tapi setelah kakek meninggal. Tidak ada lagi yang mau membiayai, hingga akhirnya saya pun jadi sebatang kara,"terangnya dengan raut wajah sedih.
Karena pahitnya perjalanan hidup yang ia lalui. Mulai dari kehidupan rumah tangga orangtua yang tidak begitu harmonis, hingga keterbatasan ekonomi. Membuat N memilih sesuatu yang memang tidak sejalan dengan hati nuraninya. Semua berawal dari seorang oknum yang menawarkan pekerjaan dengan iming - iming gaji tinggi. Hingga pada akhirnya ia terjebak pada dunia yang merenggut kehidupan masa mudanya. N menjadi korban traficking dan menjalani keseharian sebagai wanita penghibur.
Hingga pada malam itu. Saat N tengah asyik menghibur para tamunya. Sejumlah petugas dari Dinas Sosial datang menjemput sampai pada akhirnya ia dibawa ke BSKW NTB. "Saya adalah korban, kalau bisa saya tidak akan pernah melakukan pekerjaan itu," tuturnya penuh sesal.
Selama berada di BSKW. N mengaku sangat senang dan gembira karena bisa mendapat banyak pengetahuan dan bimbingan. Terlebih menyangkut tentang agama. "Disini saya banyak dibimbing dan diberikan pengetahuan tentang agama. Petugasnya juga ramah. Semoga disini saya bisa jadi lebih baik dari sebelumnya," imbuh N.
Kedepannya N berharap. Jika sudah keluar dari BSKW, bisa mendapat banyak pelajaran berharga, terutama keterampilan. Agar bisa ia terapkan nantinya saat ia kembali lagi ke kampung halamannya di Sumbawa. Terdapat tiga jenis keterampilan yang disediakan BSKW. Antara lain tata boga, menjahit, dan tata rias. Rencananya N akan mengambil keterampilan tata boga. Karena merasa memiliki kemampuan memasak.
BSkW NTB mempunyai tugas dan fungsi melaksanakan pelayanan dan rehabilitasi sosial bagi penyandang masalah kesejahteraan sosial ; Wanita Tuna Susila (WTS), Wanita Rawan Tindak Asusila (WRTA), Wanita Korban Tindak Kekerasan (WKTK), Wanita Korban Traffiking dan Orang dengan HIV/AIDS. (Tim media).
Komentar
Posting Komentar